April 29, 2012

Memperbaiki Mutu Karkas Daging Ayam Buras Dengan Jamu

0 comments
jamu untuk ayam

Hasil Kajian

Tahun 2005 BPTP DKI Jakarta telah melakukan kajian tentang efektifitas penggunaan jamu sebagai bahan pakan tambahan (feed supplement) dalam ransum ayam buras/kampung, hasilnya adalah Persentase kualitas karkas ayam yang diberi jamu lebih tinggi dibandingkan kelompok ayam yang tidak diberi jamu, bentuk dan warna karkas ayam yang diberi jamu lebih menarik dan disukai konsumen, dan pemberian jamu dapat mencegah ayam dari serangan penyakit. Hanya saja penambahan jamu tidak berpengaruh terhadap bobot badan ayam, konsumsi pakan/air minum dan tingkat kematian ayam.

Disamping itu juga dilakukan kajian untuk mendapatkan dosis pemberian jamu yang tepat sehingga menghasilkan daging ayam yang berkualitas dan frekuansi waktu yang tepat untuk pemberian jamu pada ayam buras.

Komposisi Bahan Jamu

Komposisi bahan jamu terdiri dari 1 kg kencur, 1 kg bawang putih, 0.5kg jahe, 0.5 kg lengkuas, 0.5 kg kunyit, 0.5 kg temu lawak, 0.25 kg daun sirih, dan 0.25 kg kulit kayu manis. Semua bahan tersebut di ekstrak dan di simpan dalam drum plastic berukuran 50 liter, ditambah molasses/tetes tebu dan larutan probiotik (M-Bio) masing-masing sebanyak 1 liter, kemudian diencerkan dengan air bersih sampai larutan tersebut berjumlah 40 liter. Drum tersebut ditutup rapat dan difermentasikan selama 6 hari, tetapi tutup drum tersebut harus dibuka setiap hari selama kurang lebih 5 menit, yang bertujuan untuk mengaduk bahan yang sedang di fermentasikan. Jamu tersebut tidak langsung diberikan kepada ayam tetapi harus diencerkan dulu dengan air bersih, pemberian tersebut selama 12 minggu berturut-turut sampai bobot rata-rata ayam mencapai 0,9-1,0 kg.

Dosis Pemberian Jamu

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jamu yang efektif dan efisien adalah 90 ml/L air minum dan diberikan setiap 7 hari sekali. Efeknya dapat dilihat antara lain pada peningkatan bobot badan yang lebih baik (karkas ayam tertinggi yaitu 68,8 %), tingkat kematian lebih rendah (morbilitas 0-2% vs control 8,7%), jumlah ayam sakit lebih sedikit, penampakan bentuk serta warna dan aroma karkasnya lebih disukai konsumen, biaya pemeliharaan lebih murah, serta mempunyai nilai jual lebih tinggi sehingga memberikan nilai tambah lebih kepada peternak.

Sumber Literatur: Andi Saenab, Bachtar Bakrie, Dini Andayani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta. 100 inovasi pertanian spesifik lokasi http://cybex.deptan.go.id


Related posts :







Cari Artikel Seputar Unggas Disini


Leave a Reply

Silahkan beri komentar setelah Anda membaca Artikel di blog ini