February 20, 2012

Budidaya Burung Walet

0 comments
burung-walet-pict

Di pasaran, nilai jual sarang burung walet sangat tinggi, berkisar antara 3,5 – 6,5 juta/kg bergantung kualitasnya. Kebutuhan sarang walet di pasar Internasional masih kekurangan, terutama untuk tujuan ekspor ke Hongkong dan China. Kebutuhan sarang walet masih banyak mengandalkan hasil dari alam, yang kualitasnya tergolong rendah. Apabila kita dapat membudidayakan dan mengelolanya, tentu diharapkan akan dihasilkan sarang walet yang berkualitas.

Kesan bahwa membangun rumah walet memerlukan biaya yang besar tidak selalu benar, penulis melihat sendiri di Kecamatan Pondong Kabupaten Paser Kalimantan Timur banyak dijumpai rumah-rumah walet yang sederhana, minimalis dengan biaya sekitar 15 juta. Tentu dengan menggunakan bahan yang sederhana pula, cukup dengan bahan kayu dan asbes, rumah waletpun sudah berdiri dan dikunjungi oleh burung walet.

A. Pemilihan Lokasi

Keberhasilan dalam budidaya walet salah satu faktor utamanya adalah lokasi yang ideal. Lokasi yang populasi waletnya sedikit bahkan mungkin tidak ada sama sekali tentu tidak tepat untuk didirikan rumah walet.

Akibat pemilihan lokasi yang sembarangan dan tidak tepat akibatnya bangunan yang telah kita bangun tidak pernah dihuni oleh walet.

Untuk Pemilihan lokasi dapat menggunakan Suara jenis TEST LOKASI. Pengetesan lokasi dapat dilakukan pada waktu sore hari takala burung walet mulai kembali ke sarangnya.

Untuk keperluan ini gunakan satu atau dua tweeter yang diikatkan diujung pipa ataupun bambu. Kemampuan burung walet dalam menjelajah ke lokasi pakan relatif jauh bahkan berjarak puluhan kilometer.

Bukti bahwa walet tersebar di berbagai lokasi adalah ditemukanya koloni walet yang berterbangan pada pagi ataupun sore hari di berbagai tempat.

Lokasi yang bagus untuk mendirikan rumah walet adalah:
1. Lokasi sumber pakan walet (bisa hutan ataupun persawahan yang subur).
2. Lokasi sentra walet (lokasi yang banyak rumah waletnya)
3. Lokasi lintasan walet (lintasan koloni walet menuju lokasi pakan)

B. Penyiapan Sarana dan Peralatan

1. Bentuk dan Konstruksi Bangunan Rumah Walet

Pada umumnya pembangunan sarang burung walet seperti bangunan gedung biasanya dengan ukuran besar, memiliki luas bervariasi dari yang paling besar 10×15 m2 sampai yang paling minimalis 3×3 m2. Dengan tinggi bangunan mulai dari 1 tingkat sampai dengan 4 tingkat. Perlu diperhatikan semakin tinggi wuwungan (bubungan) dan semakin besar jarak antara wuwungan dan plafon, makin baik rumah walet dan lebih disukai burung walet. Satu lagi yang cukup penting rumah sarang burung walet tidak boleh tertutup oleh pepohonan tinggi haruslah dihalaman terbuka.

Tembok terbuat dari dinding berplester campuran semen. Pada bagian dalam sebaiknya dibuat dari campuran pasir, kapur dan semen dengan perbandingan 3:2:1 yang sangat baik untuk mengendalikan suhu dan kelembaban udara. Untuk mengilangkan bau pada semen dapat disiram air setiap hari.

Tempat melekatnya sarang-sarang burung walet pada kerangka atap dan sekat (sirip) dibuat dari kayu yang kuat, tua, tahan lama/awet, dan tidak mudah dimakan rayap. Untuk atap bisa dicor semen atau menggunakan atap dari asbes atau genting. Gedung walet perlu dilengkapi dengan roving room sebagai tempat berputar-putar dan resting room sebagai tempat untuk beristirahat dan bersarang. Lubang tempat keluar masuk burung (rumah monyet) berukuran 20×20 atau 20×35 cm2 dibuat di bagian atas. Jumlah lubang tergantung pada kebutuhan dan kondisi gedung. Letaknya lubang jangan menghadap ke timur dan dinding lubang dicat hitam.

2. Mengatur Suhu Rumah Walet

Perlu diketahui bahwa suhu didalam gedung idealnya 27 - 29°C dalam kondisi demikian sangat berpengaruh terhadap perkembangan populasi dan kualitas sarang.

Suhu yang terlalu tinggi 30 - 32° C air liur walet akan cepat mengering apalagi kalau kelembaban juga rendah akibatnya sarang retak dan keropos. Telur yang dihasilkan juga kurang bagus / infertil yang berujung tidak berkembangnya populasi walet.

Oleh sebab itulah penanganan suhu ruang harus diperhatikan dengan serius. Agar suhu bisa stabil dikisaran 27 - 29° C Dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

Membuat Ventilasi Udara
Untuk daerah panas yang bersuhu rata - rata 30 - 32°C, lubang ventilasi dapat menggunakan pipa pralon berukuran 4 inch. Kalau ketinggian kamar antara 3 - 4 meter maka pipa plaron perlu dipasang dengan jarak masing - masing 1 meter. Pemasangan perlu dilakukan 2 deret yaitu bagian atas dengan jarak 60 Cm dari plafon atau dek sedangkan deretan pipa bagian bawah juga berjarak 60 Cm dari lantai. Pemasangan pipa harus dilengkapi degan pipa Kni yang dipasang pada bagian dalam gedung hal ini berguna untuk mengurangi intensitas cahaya dan terpaan angin kencang.

3. Mengatur Kelembaban Rumah Walet

Kelembaban rumah walet terbaik adalah 80 - 90 %. Kelembaban yang terlalu tinggi misalnya 95 - 105 % mengakibatkan sarang menjadi lembek dan sarang berwarna keruh.

Sedangkan kalau kelembaban terlalu rendah berkisar 30 - 50 % akan mengakibatkan sarang mudah retak dan kurang sempurna bentuknya.

Untuk mengetahui kelembaban rumah walet bisa dipergunakan alat pengukur ThermoHygrometer. Alat ini sangat penting dan harus dimiliki peternak walet selain berfungsi sebagai pengukur kelembaban, alat ini juga bisa mengukur suhu ruang. ThermoHygrometer dapat dibeli di toko yang menjual sarana budidaya walet atau di toko alat penetas telur.

Untuk menjaga kelembaban perlu dibuat bak air yang permanen ataupun dengan menggunakan ember yang keperluanya bisa disesuaikan kebutuhan, dan di tempatkan di dalam gedung walet.

Pengaturan kelembaban Rumah walet di daerah panas daerah equator yang bersuhu 30 - 33° C bak air harus agak besar atau ember air perlu banyak dan mempunyai permukaan yang luas dengan ketinggian air berkisar 20 Cm saja. Luas bak air berkisar 70% dari total luas kamar / bangunan. Hal ini dimaksudkan agar penguapan lebih merata.

C. Mendatangkan Walet

1. Teknik Memikat Walet Dengan Memasang Tweeter Pada Lubang Masuk

Lubang masuk walet memegang peranan besar dalam memancing walet untuk masuk dan meningkatkan populasi walet.

Tidak jarang lubang masuk yang tidak sesuai arah terbang ketika pemanggilan walet dilakukakan koloni walet hanya berputar - putar saja di rumah monyet. Dalam hal menentukan arah terbang pulang walet ini kita sendiri bisa mengamati terutama pada sore hari takala koloni walet kembali ke sarangnya.

Posisi tweeter di lubang masuk yang umunya berjumlah sepasang, pemasanganya dengan posisi 45o menghadap keatas. Tujuanya selain suara walet yang kita putar tidak menganggu tetangga suara yang kita putar menjadi lebih efektif terdengar oleh burung walet yang sedang melintas.

Hal yang sama juga kita terapkan untuk tweter Lubang Antar Lantai ( LAL ) / tweeter tarik yang juga bertujuan agar walet yang telah terpancing suara di lubang masuk dapat mengikuti sumber suara sampai ke lantai bawah.

Burung walet akan cepat merespon terutama suara rekaman walet akan kawin atau berahi. Untuk suara luar lamanya pemanggilan dapat dilakukan antara jam 5:30 pagi sampai jam 19:00 malam, sedangkan suara dalam rumah walet harus dihidupkan 24 jam nonstop.

2. Teknik Penetasan Telur Walet

Peternak burung walet pada umumnya memanfaatkan burung sriti yang banyak mengitari bangunan untuk dijadikan indukan sementara.

Menetaskan telur walet ada dua cara :

a. Penetaskan Telur Walet Pada Sarang Sriti
Pada saat musim bertelur burung biasanya sriti tiba, gantikan telur sriti dengan telur walet. Untuk menghindari kerusakan dan pencemaran saat pengambilan telur dilakuakan dengan menggunakan sendok plastik atau kertas tisu. Jika ada kerusakan dan pencemaran dapat menyebabkan burung sriti tidak mau mengeraminya.

Penggantian telur dilakukan pada siang hari saat burung sriti keluar gedung mencari makan. Selanjutnya telur-telur walet tersebut akan dierami oleh burung sriti dan setelah menetas akan diasuh sampai burung walet dapat terbang serta mencari makan

b. Menetaskan Telur Walet Pada Mesin Penetas
Suhu mesin penetas pada suhu 37o C dengan kelembaban 70%. Untuk teknik menetaskan telur walet bisa dibaca pada PENETASAN TELUR BURUNG.

Perawatan Piyik
Setelah penetasan, anak burung walet tidak berbulu dan sangat lemah. Anak burung walet yan belum bisa makan sendiri perlu disuapi dengan telur semut (kroto segar) tiga kali sehari. Selama 2–3 hari anak walet ini masih memerlukan pemanasan yang stabil dan intensif sehingga tidak perlu dikeluarkan dari mesin tetas.

Temperatur boleh diturunkan 1–2 derajat/hari dengan cara membuka lubang udara mesin. Setelah berumur ±10 hari saat bulu-bulu sudah tumbuh anak walet dipindahkan ke dalam kotak khusus. Kotak ini dilengkapi dengan alat pemanas yang diletakan ditengah atau pojok kotak. Setelah berumur 43 hari, anak-anak walet yang sudah siap terbang dibawa ke gedung pada malam hari, kemudian diletakan dalam rak untuk pelepasan. Tinggi rak minimal 2 m dari lantai. Dengan ketinggian ini, anak walet akan dapat terbang pada keesokan harinya dan mengikuti cara terbang walet dewasa.

D. Sumber Pakan dan Pemeliharaan Gedung Walet

a. Sumber Pakan
Burung walet akan mencari makan sendiri, burung ini adalah tipe burung liar. Makanan burung walet adalah serangga-serangga kecil yang ada di daerah persawahan, tanah terbuka, hutan dan pantai/perairan. Agar mendapatkan hasil sarang walet yang memuaskan, pengelola sangatlah perlu menyediakan makanan tambahan terutama ketika musim kemarau. Beberapa cara untuk mengasilkan serangga adalah:
a. Menanam tanaman dengan tumpang sari.
b. Budidaya serangga yaitu kutu gaplek dan nyamuk.
c. Membuat kolam dipekarangan rumah walet.
d. Menumpuk buah-buah busuk di pekarangan rumah.

b. Pemeliharaan Gedung
Apabila gedung sudah lama dihuni oleh walet, kotoran akan menumpuk dilantai. Kotoran-kotoran tersebut harus dibersihkan. Kotoran ini tidak dibuang tetapi dimasukan dalam karung dan disimpan di gedung


Related posts :







Cari Artikel Seputar Unggas Disini


Leave a Reply

Silahkan beri komentar setelah Anda membaca Artikel di blog ini