October 2, 2013

Beberapa Hal Yang Berkaitan Dengan Burung Puyuh

0 comments
burung puyuh

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu Anda ketahui berkenaan dengan burung puyuh.

1. Perbedaan Burung Gemak dengan Burung Puyuh

Perbedaan antara burung Gemak dengan burung puyuh jenis Coturnix coturnix japonica adalah jari kaki gemak 4 sedangkan coturnix tiga, gemak adalah burung liar sedangkan puyuh (coturnix) telah dibudidayakan dengan seleksi genetik yang ketat (Animal Research)sehingga mampu menghasilkan jumlah telur 250 butir per tahunnya pada tahun pertama, sedangkan gemak produksi telur amat sedikit karena kehidupan masih liar seperti halnya perbedaan antara ayam hutan dengan ayam ras.

Burung puyuh yang dipelihara untuk menghasilkan telur yang dijual di pasaran saat ini adalah jenis Coturnix coturnix japonica yang dapat dicirikan diantaranya adalah sebagai berikut : warna telur blirik hitam putih, bobot telur tetas sekitar 8 – 12 gram, kebutuhan pakan dewasa per ekor per hari 14 – 16 gram, umur betina pertama kali bertelur umur 35 – 40 hari dan puncak produksi terjadi pada umur sekitar 3 – 4 bulan, bobot badan dewasa sekitar 140 gram baik jantan maupun betina. Anatomi dan fisiologinya jenis puyuh Coturnix sama persis dengan unggas yang lainnya, dengan demikian jika telah meneliti dari komoditi puyuh sama dengan unggas – unggas yang lainnya.

Burung puyuh yang dipelihara di berbagai peternak saat ini ada tiga jenis puyuh berdasarkan warna bulunya, yaitu :
  • Jenis pertama, warna bulu putih dengan mata kemerahan, tetapi setelah di amati dengan seksama puyuh jenis tersebut matanya agak buta dan berproduksi telur sangat rendah alias sebagai puyuh pedaging,
  • Jenis kedua, bulu berwarna putih kekuning-kuningan memiliki produksi telur tinggi dan yang bersifat kanibal relatif sedikit bila dibandingakan dengan jenis ke 3.
  • Jenis ketiga, bulu agak putih kehitam-hitaman yang mempunyai sifat kanibal agak tinggi dan agak besar. Umumnya peternak menyilangkan jenis puyuh warna kuning dengan puyuh warna hitam yang mempnuyai produksi telur relatif tinggi ( jika puyuh jantan hitam disilangkan dengan puyuh betina warna kuning, maka anak betinanya akan berwarna hitam dan sebaliknya ).

2. Puyuh Jenis Unggas Yang Mudah Stress

Burung puyuh jenis Coturnix coturnix japonica mempunyai ciri yang relatif jelek, diantaranya adalah mudah mengalami stres ( stres yang terjadi biasanya disebabkan oleh karena lingkungan yang terlalu bising, perubahan suhu, perubahan pergantian pakan dan setelah potong paruh atau vaksinasi. Akibat dari stres tersebut dapat ditunjukkan dengan perubahan jumlah produksi telur yang merosot. Jika dibandingkan dengan unggas – unggas yang lainnya, maka puyuh adalah yang paling mudah stres dan untuk kembali normal dibutuhkan waktu yang relatif lama. Jika terjadi stress, hal – hal yang perlu dilakukan oleh peternak diantaranya adalah sebagai berikut : Harus mengetahui penyebab utamanya puyuh stres, jika udah ketemu penyebabnya kembalikan / kondisikan seperti semula. Biasanya memakan waktu yang cukup lama, sekitar seminggu barulah akan normal kembali.

3. Pakan Bentuk Crumble Penyebab Kanibal Pada Puyuh

Kanibal adalah sifat saling menyerang (mematuk) sesama uggas yang dipelihara dalam satu koloni. Sifat kanibal pada unggas dapat disebabkan oleh karena sifat genetik dan phenotype. Sifat genetik akan timbul jika faktor phenotype mendukungnya ( misalnya : paruh puyuh relatif kecil sehingga yang paling cocok adalah pakan jenis mash (halus) yang diberikan, tetapi jika diberi jenis bentuk berbutir (crumble) maka puyuh akan stress yang pada gilirannya akan mempunyai sifat kanibal. Sifat kanibal pada puyuh dibagi menjadi 2 type yaitu :
  • Type pertama adalah sifat kanibal berupa saling mematuk sesama puyuh dalam satu kelompok. Type kanibal ini mudah sekali penanganannya yaitu dengan memisahkan puyuh-puyuh yang suka mematuk dari kelompoknya,
  • Type kedua adalah puyuh yang suka mematuk telurnya sendiri. Kanibal jenis ini sulit ditangani karena antara telur yang baru ditelurkan dengan paruh berdekatan, dengan demikian satu-satunya jalan disembelih karena sifat kanibal type ini tak akan hilang.
Berdasarkan uraian tersbut diatas sebaiknya menghindari penyebab terjadinya sifat kanibal diantaranya : suhu kandang, keterlambatan memberi pakan, kepadatan kandang dan perubahan pemberikan pakan baik ditinjau dari kualitas maupun kuantitasnya.

4. Ukuran Berat Puyuh Ditentukan Saat Dewasa Kelamin

Dalam pemeliharaan puyuh jenis Coturnix coyurnix japonica, jika Anda memelihara 100 ekor betina dan 100 ekor jantan puyuh umur masuk kandang yang sama, pakan yang sama juga ( semua perlakuan pemeliharaan sama). Jika Anda menimbang 2 ekor jantan dan 2 ekor betina umur sehari, dapat diyakini bahwa yang jantan lebih berat bobotnya dibandingkan dengan yang betina. Kemudian dipelihara bersama sama dengan kondisi lingkungan dan pakan yang sama sampai dengan umur dewasa kelamin (mulai bertelur betina). Apa yang terjadi ?, ternyata yang betina untuk hari-hari pemeliharaannya berikutnya akan lebih berat bobotnya dibandingkan dengan yang jantan sampai dewasa. Mengapa ? selain didalam tubuh betina ada telurnya, konsumsi pakan lebih banyak sebab akan dikonversikan untuk pembentukan telur, hidup pokok dan aktifitas hidupnya.

5. Menentukan Jenis Kelamin Puyuh

Imbangan jantan dan betina (sex ratio) pada burung puyuh yang paling ideal adalah 1 : 4. Pada umumnya para peternak puyuh dalam menentukan jenis kelamin puyuh adalah dengan melihat corak warna bulunya. Jika puyuh betina (adanya blontang hitam dan putih di dada), sedangkan yang jantan (tidak ada blontang hitam putih di dadanya, namun warna dadanya kuningkuningan). Penentuan seperti yang dianut peternak sampai sekarang ini kebenarannya tidak mencapai 100 % karena ada puyuh jantan walau penilaiannya seperti di atas begitu pula ada yang betina. Nah, menurut penelitian penulis, paling tepat puyuh dikatakan jantan jika pada leher dibawah paruh bawah terlihat kekuning-kuningan menyeleret memanjang. Tetapi yang betina tidak memiliki tanda seperti itu.

6. Puyuh Mempunyai Konversi Pakan Yang Tinggi

Angka konversi pakan dapat dihitung dengan membandingkan jumlah pakan yang dihabiskan dengan jumlah produksi yang dihasilkan (bisa telur ataupun daging). Angka tersebut tidak mempunyai satuan karena baik pembilang maupun penyebutnya mempunyai satuan yang sama. Itulah mengapa konversi pakan tidak diamati di kandang, tetapi cukup dihitung saja. Secara spesifik angka konversi pakan puyuh lebih tinggi bila dibandingkan dengan ayam maupun itik. Ayam petelur 2,2 – 2,5, pedaging 2, 1 – 2,3 dan itik sekitar 2,2 – 2,5, tetapi apa yang terjadi pada puyuh ? yaitu sekitar 3 – 6. Arti angka konversi pakan 2,2 untuk menghasilkan 1 kg telur dibutuhkan pakan sebesar 2,2 kg, begitu juga pada itik maupun puyuh. Mengapa demikian ? karena tidak ada pakan khusus puyuh yang harganya disesuaikan dengan harga hasil produksi yang dihasilkan puyuh (telur atau dagingnya), tetapi pada kenyataannya harga pakan puyuh selalu disamakan dengan harga pakan ayam yang telurnya lebih mahal dari telur puyuh begitupula daging ayam lebih mahal dari daging puyuh.

7. Agak Sulit Dalam Mencandling Telur Puyuh

Candling adalah aktifitas memeriksa telur agar ditemukan mana telur yang fertil dan yang infertil atau mana telur yang berkode Dead Embryo (DE). Telur bangsa unggas di dunia ini yang memiliki warna paling unik hanya puyuh saja, mengapa ? perhatikan telur ayam jika tidak putih ya krem, telur itik jika tidak biru muda ya putih, merpati keputihputihan. Nah, jika anda menetaskan telur ayam, itik atau merpati mudah melihat dengan candler (teropong telur) karena warnanya transparan sehingga mudah terdeteksi hasilnya, tetapi bagaimana dengan telur puyuh yang blontang blontang hitam dan adanya corak putih ? Jangan kuatir ini adalah hasil pengamatan penulis dapat dituliskan beberapa cara menentukan fertilitas pada telur puyuh, Caranya :
  • Jika Anda berpengalaman atau sering melakukannya yaitu dibuat candler (teropong) sebesar telur puyuh kemudian disinarkan pada lampu, amati yang di sela sela putihnya, jika adanya cabang-cabang darah itu fertil (harus sering melakukannya).
  • Sampai akhir proses penetasan pada hari ke 18, jika ada yang telur masih utuh tidak menetas (dipecah), dengan dipecah kita tahu apa telur tsb fertil atau infertil.

8. Bobot Telur dan Umur Indukan Yang Baik Untuk Ditetaskan

Menurut hasil penelitian penulis dengan judul : Pengaruh bobot telur dan umur induk terhadap performans pada burung puyuh (Coturnix coturnix japonica), 1987. Ada korelasi yang positif antara bobot telr telur dengan umur induk. Umur betina yang baru pertama kali bertelur akan menghasilkan bobot telur yang kecil, dan akan cenderung meningkat bobot telurnya yang diiukuti dengan panjang umurnya. Dengan demikian dari awal bertelur sampai akhir pemeliharaan dari puyuh mempunyai kisaran bobot telur sebesar 8 s/d 13 gram. Nah, yang baik untuk ditetaskan yaitu pada umur sekitar 3 – 4 bulan dengan bobot telur sebesar 10 – 11 gram. Mengapa ? umur sekitar itu baik pada yang jantan untuk menghasilkan kualitas semennya sedangkan yang betina akan menghasilkan telur yang ideal bobot telurnya, dengan demikian jika ditetaskan akan menghasilkan fertilitas dan daya tetas yang tinggi.

Tags:


Related posts :







Cari Artikel Seputar Unggas Disini


Leave a Reply

Silahkan beri komentar setelah Anda membaca Artikel di blog ini