October 9, 2014

Mengenal Ayam Hutan

0 comments
ayam_hutan_1 photo ayam_hutan_jantan_zpsc987a9de.jpg

Dalam dunia unggas, ayam hutan dikelompokkan ke dalam suku Phasianidae, suatu kelompok burung berbadan besar yang hidup dan aktivitasnya lebih banyak di permukaan tanah. Ayam hutan jantan dan betina, mempunyai bentuk tubuh yang sangat berbeda (sexual dimorfism). Ayam jantan memiliki bulu dan ornamen tubuh yang sangat indah. Pejantan akan sibuk bergaya, berlenggak-lenggok, memperlihatkan keelokan bulunya dengan gerakan tertentu, untuk memikat sang betina.

Berbeda dengan ayam hutan jantan, tampilan warna bulu ayam hutan betina terlihat suram. Warna tubuh didominasi oleh kombinasi warna coklat, kuning gelap dengan sedikit campuran warna hitam dan putih di sekujur tubuh. Warna bulu betina yang suram ini, merupakan adaptasi untuk memudahkan penyamaran (kamuflase), agar terhindar dari predator seperti kucing hutan, musang, ular sanca dan binatang buas lainnya. Warna bulu betina yang serupa dengan warna tanah ini sangatlah menguntungkan, terutama saat ayam betina harus diam mengerami telurnya, dalam sarang yang berada di atas tanah.

Selain memiliki bulu yang indah, ayam hutan juga sering mengeluarkan suara yang nyaring dan merdu. Kaki dilengkapi taji yang runcing untuk mengais makanan di permukaan tanah dan bertarung memperebutkan betina.

Kepala ayam hutan dilengkapi dengan jengger/pial beraneka rupa bak mahkota raja. Satu atau dua gelambir tumbuh menjuntai indah di bawah dagu yang menambah wibawa. Bulu di leher, punggung dan sayap tumbuh memanjang dengan kombinasi warna merah, kuning dan hijau yang sangat cerah. Warna gelap yang berkilauan menjadi latar belakang, mendominasi tubuh bagian bawah.

Bulu di ekor terbentuk sangat rapi, berwarna gelap dengan deretan bulu besar yang tersusun sedemikian rupa. Dua bulu yang berada di puncak ekor tumbuh sangat panjang dan melengkung berbentuk bulan sabit yang indah.

Ayam hutan membangun sarang dari ranting dan daun-daun kering di atas tanah. Sarang ini berada tersembunyi di dalam semak-semak, tertutup oleh serasah daun dan ranting yang kering, agar terlindung dari sengatan cahaya matahari dan hujan. Betina akan bertelur sebanyak 2-12 butir setiap musim berbiak. Telur ini akan dierami selama 21 hari hingga menetas. Saat senja, ayam hutan jantan dan betina yang tidak mengeram, akan terbang ke atas pohon untuk tidur sekaligus menghindari pemangsa.

Anak ayam yang baru menetas berwarna kuning gelap dengan garis coklat besar di punggung dan kepalanya untuk berkamuflase. Bulu sayap tumbuh cepat berwarna coklat abu-abu keputihan. Anak ayam umur satu pekan sudah mampu terbang dalam jarak pendek. Dalam beberapa pekan, anak ayam ini dapat terbang dengan cepat untuk menghindari pemangsa. Anak ayam hutan sangat sensitif terhadap gangguan sehingga mudah mengalami stress. Ketahanan tubuh juga tidak sekuat anak ayam kampung sehingga rentan terhadap berbagai macam penyakit.

Ayam hutan betina akan mengasuh anaknya hingga mampu mandiri dan mencari makan sendiri. Ayam betina mencapai umur dewasa dan siap kawin saat berumur 8-10 bulan. Sedangkan ayam jantan, mencapai usia dewasa sepenuhnya saat berumur sekitar 12 bulan. Dibandingkan jenis ayam lainnya, ayam hutan memiliki laju pertumbuhan yang lambat.

Saat ini terdapat 4 spesies ayam hutan yang semuanya hanya tersebar di Asia. Keempat jenis ayam hutan tersebut adalah:
1. Ayam hutan merah/Red Junglefowl (Gallus gallus)
2. Ayam hutan hijau/Green Junglefowl (Gallus varius)
3. Ayam hutan abu-abu/Grey Junglefowl (Gallus sonneratii)
4. Ayam hutan Srilangka/Ceylon Junglefowl (Gallus lafayetii)


Tags:


Related posts :







Cari Artikel Seputar Unggas Disini


Leave a Reply

Silahkan beri komentar setelah Anda membaca Artikel di blog ini