February 28, 2014

Itik Alabio

0 comments
 photo itik-alabio_zpsdfecc328.jpg
Itik Alabio adalah salah satu jenis itik atau bebek petelur unggul, berasal dari Kalimantan Selatan. Itik ini hasil dari persilangan itik Kalimantan dengan Itik Peking (itik pedaging). Nama Alabio diambil dari sebuah nama desa di Kalimantan Selatan yang letaknya sekitar 5 jam dari Kota Banjarmasin dan terletak di hulu Sungai bagian utara namanya desa Alabio. Pemberian nama itik Alabio diberikan oleh seorang ilmuan yang bernama drh. Saleh Puspo. Ilmuwan ini yang banyak melakukan penelitian tentang itik alabio.

Ciri Itik Alabio
  • Postur tubuh tegak membentuk sudut 70o
  • Terdapat buluh putih membentuk garis mulai dari pangkal paruh sampai ke bagian belakang kepala
  • Paruh kuning samapi kuning jingga dengan bercak hitam pada bagian ujung
  • Kaki kuning jingga
  • Bulu leher bagian belakang coklat
  • Bulu leher bagian depan putih
  • Bulu dada coklat
  • Bulu perut dan punggung coklat bercak abu-abu
  • Bulu sayap sekunder biru kehijauan mengkilap
  • Bulu ekor coklat bercak hitam

Usaha tani itik alabio merupakan usaha pokok masyarakat dan telah dilakukan sejak lama di Kalimantan Selatan terutama di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Beternak itik ini dapat memberikan kontribusi yang memadai terhadap pendapatan keluarga. Skala kepemilikan bervariasi antara 200 hingga 7000 ekor/peternak. Usaha tani itik alabio kini sudah mengarah ke spesialisasi usaha yaitu produksi telur tetas, telur konsumsi, penetasan dan pembesaran.

Keunggulan itik alabio
  • Produksi telur, 220 – 250 butir/ekor/tahun
  • Puncak Produksi 92,70%
  • Bobot Telur, 59 – 65 gram/butir
  • Konsumsi Pakan, 155 – 190 gram/ekor/hari
  • Dewasa Kelamin, 179 hari
  • Daya Tunas, 90,38%
  • Daya Tetas, 79,49 – 80 %
  • Mortalitas setelah menetas, 0.75 – 1%
  • Bobot Badan Betina umur 6 bulan, 1.60kg
  • Bobot Jantan umur 6 bulan, 1.75 kg
Disebutkan dalam trubus exo,itik alabio ini termasuk itik lokal unggul yang memiliki dwi fungsi karena selain mampu memproduksi telur yang tinggi, rata-rata 215 butir/tahun juga potensial sebagai penghasil daging di bandingkan dengan itik lokal lainnya. Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki itik alabio, maka pada tahun 1996, Balai Penelitian Ternak Ciawi, Balitnak Bogor melakukan persilangan antara itik mojosari dan alabio yang menghasilkan bibit itik (final stock) yang unggul dibandingkan pendahulunya.

Dan pada tahun 2002 diadakan kerjasama antara Balitnak Ciawi Bogor dengan Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) kambing domba dan itik Pelaihari, Kalimantan Selatan untuk mengembangkan hasil persilangan tersebut dan menghasilkan itik hibrida petelur dan pedading unggul yang disebut sebagai itik MA-2000 atau yang lebih populer di kalangan peternak itik dengan sebutan itik raja (jantan) dan itik ratu (betina)

Tags:


Related posts :







Cari Artikel Seputar Unggas Disini


Leave a Reply

Silahkan beri komentar setelah Anda membaca Artikel di blog ini